Seuntai Kisah Dokter Petualang

Lahei – Sudah lama hobi menulis saya tidak terasah, padahal banyak sekali yang sudah saya lewati dalam kurun waktu ini, dan sayang jika tidak dibuat dalam tulisan untuk bisa disharingkan dengan teman-teman, bahwa ada sisi kehidupan lain yang jauuuuuuh dari kehidupan kita sehari-hari, yakni cerita tentang masyarakat pedalaman dayak.selamat menyimak semoga membawa manfaat….

Saya lebih cocok menyebut diri saya sebagai Dokter Petualang, karena memang tempat praktek saya tidak terbatas ruang dan waktu, dimana saja, kapan saja, untuk siapa saja. Pun begitu ketika saya pertama kali menginjakkan kaki disebuah perkampungan nun jauh di pedalaman hutan rimba Kalimantan, disebut pedalaman ya karena memang sungguh-sungguh dalam, masuk dan masuk lagi, diujung gunung yang ditutupi hutan rimba, hanya ada setapak dua tapak jalan tanah yang hanya bisa dilewati mobil double cabin dengan jalan berliuk-liuk bahkan naik turun serasa ada diatas rollcoster.

Sebenarnya pekerjaan utama saya adalah ibu rumah tangga, yang sehari-harinya mengurusi seorang suami dan 3 orang anak yang usianya do re mi (berdekatan maksudnya,hehehe), Menjadi Konsultan Lepas (meniru istilah Penulis Lepas,hehe) merupakan kegiatan tambahan diniatkan untuk mengamalkan ilmu yang sudah saya pelajari bertahun-tahun sebagai dokter, dan menyalurkan hobi untuk Berpetualang. Kegiatan ini mungkin menghabiskan 1/3 waktu saya dalam sebulan, 2/3 lagi saya habiskan dirumah. mungkin ini yang membuat saya happy dan enjoy , karena selama dirumah kebersamaan saya dengan keluarga tidak terganggu. Sehari-harinya bisa nguplek dirumah, beres-beres, berkebun,masak selayaknya ibu rumah tangga.

Tak terasa sudah 1,5 tahun saya rutin mengunjungi 2 desa masyarakat dayak, diawali ketika salah satu perusahaan migas meminta saya untuk ikut membina masyarakat lokal disekitar lokasi pertambangan gas alam, sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan dalam program Corporate Social Responsibility (CSR), yang merupakan bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, yakni perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. Dan Saya mengambil bagian dalam memberikan konsultasi dalam hal memaksimalkan potensi daerah yang ada disekitar lokasi tambang migas dengan mengenalkan berbagai macam manfaat tanaman asli indonesia yang berkhasiat obat yang kebetulan ada disekitar mereka.

Pendekatan kesehatan komunitas, pencegahan terhadap berbagai penyakit, pelayanan kesehatan dengan pendekatan kedokteran keluarga adalah cabang ilmu yang ikut andil dalam proses memberdayakan masyarakat dayak sebagai masyarakat lokal. Masyarakat pedalaman yang pada kenyataannya jarang dirangkul petugas-petugas pelayanan kesehatan karena memang susah dijangkau, harus diberdayakan dengan memaksimalkan semua yang sudah ada pada mereka. Sudah tidak ada waktu lagi untuk berpangku tangan hanya untuk menunggu pemerataan pelayanan kesehatan di indonesia, disaat dokter tidak satupun dijumpai disana, jika sakit harus menempuh perjalanan seperti yang saya ceritakan tadi atau menempuh jalur sungai dengan perahu klotok sekitar 6 jam untuk menjangkau puskesmas terdekat. sempat saya sampaikan pada masyarakat di pedalaman sana, “bapak dan ibu tidak boleh sakit” karena untuk bisa sehat kembali jauh dengan pusat pelayanan kesehatan, atau bapak dan ibu harus bisa mencari cara agar bisa sembuh dengan apa yang ada disini, yang ada disekitar kampung, lalu saya tunjukan berbagai macam tanaman obat yang saya petik sendiri yang sudah tersedia disekitar kampung, dan mereka kaget bahwa saya menemukan sekitar 60 jenis tanaman yang ada di daftar tanaman berkhasiat obat Asli Indonesia. Semua sudah Allah SWT sediakan, hanya kita nya saja yang kurang bisa mengambil pelajaran dari apa-apa yang sudah Dia Ciptakan. kemudian masyarakat dayak sangat antusias belajar mengenal satu persatu manfaat tanaman yang berkhasiat obat yang saya tunjukan tadi. Ada dua desa yang dibina setiap bulannya dalam 3 hari, selama 1,5 tahun ini, alhamdulillah banyak diantara bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah merasakan khasiat untuk keluhan-keluhan kesehatan mereka, sehingga meminimalisir praktek perdukunan yang ada dan lumrah dilakukan yang notabene bisa mengeluarkan jutaan rupiah untuk mengadakan upacara pengobatan yang dikenal dengan nama Belian. Sekarang ini, Setiap Desa sudah memiliki Pondok tanaman obat keluarga sebagai apotek hidup mereka. Ketika membutuhkan mereka langsung mengambil obatnya di pondok toga, selain itu juga sebagai pusat pembibitan diharapkan mereka bisa meanam sendiri di pekarangan rumah masing-masing. Setelah melakukan pelayanan kesehatan untuk masyarakat biasanya langsung saja ajak ke pondok toga untuk ditunjukan langsung saran penggunaan tanaman obatnya.

Karena masyarakat sudah merasakan benar berbagai khasiat dari tanaman obat, kabar mengenai berbagai khasiat itu sampai ke kampung sebelah dari mulut ke mulut sehingga menimbulkan banyak permintaan, sehingga mereka mau tidak mau harus mengembangakan tanaman obat ini dengan membuka lahan di ladang, Dan saat ini tanaman obat tersebut sudah diolah menjadi berbagai macam produk olahan, mulai dari simplisia (tanamana obat yang dikeringkan), minuman penyegar, herbal instan, sediaan kapsul untuk lebih mudah diminum. Sehingga tanaman obat ini bukan saja membantu menyehatkan warga kampung tapi juga membantu meningkatkan perekonomian lokal. Produk unggulan dari mereka adalah bawang dayak, seperti saya harus menceritakan di sesi selanjutnya mengenai asal mula nya bawang dayak bisa dikenal. agak panjang dan sangat menarik.

oya, untuk sampai lokasi masyarakat pedalaman dayak, perjalanan melalui pesawat bisa lewat bandara Palangkaraya atau bandara banjarmasin, bedanya jika lewat Palangkaraya, waktu yang dibutuhkan lebih sedikit,perjalanan dari jakarta ke Palangka-Kalteng 1 jam, dan perjalanan darat dari palangka ke Kabupaten barito utara, muara teweh menempuh 6 jam, nah jika lewat Banjarmasin-kalsel perjalanan darat yang dibutuhkan sampai 12 jam! bayangkan! pengalaman yang selalu diingat perjalanan sepanjang itu tetap dinikmatimeskipun dalam keadaan perut besar 7 bulan, pegel sih pegel ya,,,tapi enjoy ajah lah . Ada juga siy pesawat perintis milik bu menteri kita itu, cuma satu jam saja dari banjarmasin, sekali saya merasakan bagaimana naik pesawat yang maksimal dinaiki oleh sekitar 7 orang dengan pilotnya.

Perjalanan belum berhenti sampai disitu, dari Muara Teweh biasanya istirahat dulu,besoknya baru lanjut perjalanan ke lokasi selama kurang lebih 3 jam dengan perjalanan yang menegangkan. dan harus menyebrang sungai Barito dengan kapal Feri lalu lanjut lagi naik gunung dengan mobil double cabin sampai ke lokasi belum bisa langsung masuk kampung, karena antara jalan dan kampung dipisahkan sungai yang lebar nya masyaallah, harus menyebrang dengan perahu klotok (seperti gambar saya diatas).Kalo ingat pelajaran sejarah memang masyarakat pedalaman dari dulunya peradabannya adalah di pinggir sungai, dan transportasi mengandalkan air sungai. Karena banjir pada musim hujan, saya pernah sekitar 3 kali tidak melalui jalan yang seperti lintasan rollcoaster tadi, tapi sebagai gantinya melalui sungai yang datar tapi perjalanan menjadi 2-3xlipat lamanya,pernah saya duduk diatas perahu klotok itu sampai 9 jam dalam keadaan hamil 7 bulan.pengalaman yang tidak akan pernah saya lupa.Pemandangan yang dilihat benar-benar menyegarkan mata,hutan rimba dengan akar-akar pohon yang menjuntai ke sungai, dedaunan yang hijau.anak-anak yang sedang berenang bersama teman-temannya, terjun dari pohon ke sungai, kearifan lokal yang meluluhkan mata hati ‘maka nikmat tuhan mana yang kalian dustakan ‘ masyhaaa allaaaah…indahnya…Suatu saat teman-teman harus mencoba sensasinya ada di atas sungai Barito, yang merupakan sungai terlebar di Indonesia ini.

Banyak sebenarnya yang bisa di ceritakan dari kehidupan masyarakat pedalaman,banyak yang bisa kita ambil baik ibroh atau hikmahnya, saya sendiri banyak belajar pada mereka, bagaimana mereka tetap bisa bertahan hidup dengan santai dalam keadaan yang menurut kita darurat dan serba terbatas. jangankan bisa internetan, terima smspun tidak bisa karena tidak ada sinyal, ngecas hp pun tidak bisa karena tidak ada listrik PLN, project PLN baru sedang dalam proses pembangunan, dan kabar gembiranya di desa tersebut sudah ada Bidan PTT baru 2 minggu ini, semoga status kesehatan masyarakat pedalaman semakin membaik.

 

Meskipun hidup dalam kesederhanaan, tetapi biaya hidup di pedalaman sangatlah mahal, tentu karena biaya transportasi yang mahal dan tidak mudah. Bayangkan Solar didapatkan di harga 14 rb/liter, ayam potong 70 rb/ekor, beras biasa 14 rb/kg, indomie 3000/bks,telur 3000/butir (saya sampai hafal , hehehe ) mirisnya mereka harus membeli sayur mayur yang di datangkan dari kota sehingga menguras uang belanja juga, mahalnya gak ketulungan dan seringkali busuk atau kehabisan. Pernah kita coba kalkulasikan pengeluaran untuk belanja sayur mayur dalam satu desa dalam 1 tahun sekitar 1 Milyar lebih. Ternyata ya uag ribuan yang menurut kita kadang disepelekan kalo dijumlahkan dalam jangka waktu 1 tahun dan meliputi orang satukampung bisa mncapai angka milyaran..ckckckckc… tapi alhamdulillahnya sekarang sudah ada ibu-ibu yang mengamalkan cara bertanam organik yang ramah lingkunngan yang sempat kita ajarkan diawal pembelajaran bagaimana melakukan budidadaya tanaman sayuran dan tanaman obat dengan cara organik yang bahan-bahannya tersedia di lokasi mereka,bahkan diatara ibu-ibu itu sudah ada yang rutin menjual hasil sayuran organiknya untuk masyarakat kampungnya sendiri, seledri, sawi,mentimun, terong ungu, dan banyak lagi lainnya.
Di tulisan berikut nya mungkin saya akan menceritakan tentang bawang dayak. ilmu bawang dayak awalnya saya bawa dari sini, bumi kalimantan. Melalui tangan seorang ibu paruh baya yang menunjukan saya satu tanaman dan ternyata itulah bawang dayak, kemudian saya cari referensinya dan sudah banyak penelitian mengenai kandungan dan manfaatnya, yang kemudian menjadi inspirasi untuk menjadi bahan tesis saya mengenai kandungan khasiat bawang dayak. lalu saya sebar informasinya ke daerah lain, lalu mereka ikut membudidayakan dan mencoba manfaatnya, alhamdulillah ternyata informasi itu bisa menolong ibu-ibu yang memiliki benjolan di payudaranya sebesar telor bebek, lalu rutin merebus bawang dayak selama dua bulan dan benjolannya tidak nampak lagi, pun begitu, ketika saya mendapat kabar dari ibu-ibu yang waktu itu sempat saya sampaikan informasi mengenai penelitian bawang dayak ini disebuah kesempatan, bahwa mioma yang ada pada rahimnya mengecil setelah meminum rebusan sesuai anjuran ketika diperiksakan kembali miomnya. kandungan bawang dayak yang kaya akan flavanoid,tanin, antioksidan, dan macam-macam kandungan manfaat lainnya sungguh luar biasa membantu masyarakat pedalaman untuk mendapatkan kesehatan dan meningkatkan ekonomi lokal mereka.
Saya teringat satu ayat, Dalam firman-Nya Allah menjelaskan.
QS Al-an’am : 99

وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۗ انْظُرُوا إِلَىٰ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكُمْ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.(QS Al-An’am: 99)

Korma, anggur, delima, zaitun, adalah salah satu contoh tumbuhan yang Allah ciptakan dan mebawa manfaat untuk manusia, semoga iman kita semakin bertambah jika merenungi akan tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan hendaknyalah kita menebarkan manfaat tanpa batas ruang dan waktu. Baginda Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Sumber : dr Rianti Maharani

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *